SUMBER KRISTEN: ARTIKEL TEOLOGIA

melayani jemaat dan hamba Tuhan

 Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

www.sumberkristen.com

 

 

CHARLES CHRISTANO: WAH, TERNYATA KELIRU! (2)

Allah yang Diberitakan Alkitab
Sangat berbeda dari konsepsi (umum) kita tentang Allah yang harus dicari dan ditemukan oleh manusia, maka Allah-lah yang justru secara aktif mencari dan menemukan kita yang berusaha untuk bersembunyi dan melarikan diri dari hadirat-Nya.

Kitab Kejadian pasal 4 banyak menolong kita untuk mengenal Allah dan mengenal diri kita sebagaimana adanya! Manusia telah diciptakan dengan citra Allah (Kejadian 2:27). Manusia diberi kemampuan untuk dapat bersekutu dengan Allah sang khalik. Bahkan manusia diberi mandat untuk mengelola dunia dan ciptaan Tuhan lainnya (Kejadian 1:28; Kejadian 2:15). Dan untuk membuktikan bahwa manusia masih tetap makhluk, manusia yang diberi kebebasan untuk menilai dan memilih, harus mempertanggungjawabkan kebebasannya kepada Allah. Allah memberi limit!

Sayang, manusia mau lebih dari apa yang telah dipercayakan kepadanya! Manusia terbujuk untuk menjadi seperti Allah. Ironisnya manusia memang sejak semula telah diciptakan dengan citra Allah (berkemampuan untuk membuat pilihan dan keputusan secara etis dan moral, tidak seperti makhluk-makhluk lainnya). Kehendak bebas yang dipercayakan kepada manusia telah disalahgunakan. Dan manusia secara konsekuen harus menebusnya dengan harga yang mahal! Hubungan antara Allah dengan manusia yang selama ini begitu mesra terputus! Ada jurang pemisah yang diakibatkan oleh pilihan manusia itu sendiri.

Kita semua tahu, apabila (kita) merasa salah, kita merasa kurang bebas untuk berhadapan apalagi berkomunikasi dengan pihak yang kita rugikan dengan kesalahan tadi. Kita jadi salah langkah dan salah tingkah, menjadi kikuk. Bahkan sedapat mungkin kita akan mencoba menghindarinya. Kita akan berupaya untuk "bersembunyi" dari-Nya.

Itulah sebenarnya yang telah terjadi! Kita membaca:

"Petang itu mereka (Adam dan Hawa) mendengar Tuhan Allah berjalan di dalam taman, lalu mereka berdua bersembunyi di antara pohon-pohon supaya tidak dilihat oleh TUHAN" (Kejadian 4:8).

Di sinilah kita diajak untuk mencoba memahami Allah yang begitu sangat mengasihi kita. Walaupun manusia telah melanggar perintah-Nya (secara sadar dan sengaja), dan Allah berhak untuk menghukum manusia, namun toh Allah tidak langsung menjatuhkan hukuman-Nya secara final! Allah masih memberi kesempatan. Ia tetap mau menjangkau manusia yang mencoba melarikan diri dari hadirat-Nya! Bukan sebaliknya, seperti yang sering kali kita duga bahwa manusialah yang mencari Allah!

Bayangkan, Allah yang begitu suci dan mulia, Dia berkenan mengambil prakarsa untuk mendekati kita. Dan ketika kita bersembunyi-dan Allah yang Mahatahu serta Mahabijak-tahu benar di mana kita berada, Dia terlebih dahulu mau menyapa kita. Dia memulai membuka komunikasi yang telah terputus. Pernahkah kita menyadari betapa angkuhnya kita. Terhadap orang yang begitu dekat dengan kita sekalipun, apabila ia bersalah, maukah kita begitu rupa mengambil langkah pertama untuk membuka hubungan yang telah sempat terganggu atau terusakkan tadi? Bukankah kita merasa berhak untuk menuntut, paling tidak menunggu supaya orang yang telah bersalah kepada kita agar minta maaf terlebih dahulu? Seakan-akan kita sendiri tidak bisa bersalah dan tidak pernah bersalah!

Yang lebih parah lagi, kita yang sok tahu dan sok bijaksana, beraninya menganggap betapa bodoh dan bloonnya Allah yang begitu penuh belas kasihan serta panjang sabar terhadap kita!

Ketika Allah bertanya lebih lanjut kepada Adam yang masih ketakutan dan ragu-ragu karena kedapatan telah melanggar perintah-Nya, sekali lagi Allah membuka jalur komunikasi lebih lanjut:
"Apakah engkau makan buah yang Kularang engkau makan itu?"

Janganlah sekali-kali kita menganggap Allah tidak tahu. Dia tahu! Tetapi Allah mencoba mengulurkan tangan kasih-Nya dengan memancing pengakuan. Allah tahu bahwa dosa yang disimpan rapat, bagaimanapun juga tidak mungkin tersembunyi. Bukan hanya itu, upaya manusia untuk menyembunyikan kesalahannya justru akan membuat manusia yang bersalah makin menderita! Dialog antara Adam dengan Allah pada gilirannya juga membawa Hawa kepada tempat di mana ia pun tidak dapat tidak harus ikut mempertanggungjawabkan kesalahannya. Allah Mahaadil, bukan hanya menegur sapa dengan Adam, Hawa pun tidak lepas dari anugerah-Nya. Hawa pun termasuk dalam jangkauan kasih-Nya.

Allah Macam Apa yang Anda Cari?
Sebagai bangsa Indonesia, kita sungguh berhutang. Pemerintah menolong agar setiap orang secara bebas memilih keyakinan dan kepercayaannya. Setiap orang diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mencari dan menemukan Allah. 

Masalahnya memang kembali pada yang paling hakiki. Tanpa belas kasihan dan anugerah dari Allah, mungkinkah manusia dapat mencari Allah yang adalah Roh? Mungkinkah manusia dengan segala pengetahuannya yang serba terbatas menemukan Allah?

Apakah Anda merasa puas karena dalam pencarian Anda yang walaupun telah dilakukan dengan sungguh-sungguh, dengan sepenuh hati dan sekuat tenaga serta kemampuan, dengan khusuk dan takwa, sudahkah Anda menemukan Dia?

Kalau Anda termasuk orang yang sudah lama dan sampai saat ini Anda masih (sedang) mencari Dia, sampai kapankah Anda yakin bahwa Anda dengan segala daya dan upaya sendiri akan menemukan Dia? Pernahkah terlintas di benak dan hati Anda bahwa ternyata selama ini bukan Andalah yang sebenarnya mencari Allah, tetapi Allah-lah yang telah mencari Anda!

Benar,di dalam Yesus Kristus, Allah telah mencari manusia. Termasuk Anda. Dan selama ini barangkali Anda sempat mendengar nama Anda disebut! Barangkali sayup-sayup. Berkali-kali, tetapi Anda kurang mengerti. Sebagaimana terhadap Adam dan Hawa, Dia pun memanggil Anda dengan nama Anda. Mengapa harus melarikan diri? Dia tahu di mana Anda berada. Dia juga tahu bagaimana posisi Anda!

Kasih Allah Perlu Tanggapan
Pernahkah Anda menyaksikan seorang anak yang sedang menangis tetapi merajuk ketika ibunya mencoba menghiburnya? Pernahkah Anda perhatikan bahwa betapa pun sang ibu mengulurkan kedua tangan untuk memeluknya, apabila anak tadi tetap ngambek, memalingkan diri bahkan meninggalkan ibunya, mungkinkah anak tadi dapat menikmati kasih sayang ibu? 

Kasih yang sejati tidak pernah memaksakan kehendaknya. Kasih yang murni membuka diri untuk ditolak bahkan disakiti! Allah memang Mahakuasa, tetapi Dia tidak pernah memperkosa hak asasi manusia sehingga Dia memaksakan kehendak-Nya.

Anda dapat memilih. Atau Anda akan meneruskan pencarian Anda sampai napas Anda yang terakhir, menurut kemauan dan keinginan Anda sendiri, dan kelak Anda akan berhadapan dengan Dia di depan takhta pengadilan-Nya bukan sebagai Tuhan dan sekaligus Juruselamat Anda melainkan sebagai Hakim yang selama ini Anda ingkari dan hindari … atau … sekarang juga selagi Anda masih memiliki kesempatan, jawablah uluran tangan kasih-Nya dan sambutlah anugerah-Nya untuk menerima Dia!

"Kita semua tersesat seperti domba, masing-masing mencari jalannya …." (Yesaya53:6 BIS) "Ada jalan yang kelihatannya lurus, tapi akhirnya jalan itu menuju maut" (Amsal 14:12). Sampai detik ini, kasih setia dan panjang sabar-Nya masih mencari kita yang belum bertemu dengan Dia. Pertanyaan dan tegur sapa-Nya masih terdengar bagi orang yang rendah hati dan mau membuka telinga hati nuraninya. "Di manakah engkau?" Kiranya masing-masing kita akan menyadari kasih Allah yang tidak menghendaki seorang pun binasa. Kiranya kita masing-masing akan menjawab panggilan-Nya. Semoga.