SUMBER KRISTEN: ARTIKEL TEOLOGIA

melayani jemaat dan hamba Tuhan

 Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

www.sumberkristen.com

 

 

SURAT DARI SOBAT

Sobatku yang kekasih. Tak terbayangkan lagi rinduKu, Kulayangkan surat ini. Kasih dan perhatianKu hanya untukmu seorang.

Kemarin, Kulihat engkau di sekolah, tertawa gembira dan asyik bersama teman-temanmu. Aku menanti dengan sabar, mungkin engkau mau menyapaKu, namun ... ah ... siang pun lewat, engkau sibuk melakukan segala aktivitasmu.

Kuhargai ambisimu meraih cita-cita. Sungguh Aku selalu dekat denganmu. Namun rupanya kamu masih yakin akan dirimu dan kau tak sempat menoleh sekejap pun kepadaKu. 

Kubiarkan matahari terbenam, senja pun tiba, Kukirimkan angin sepoi menemani waktu santaimu. Kutunggu kau tak jemu-jemu, tapi kau tak datang juga. Ah ... sobat, kau membuatKu gelisah dalam penantian, andaikan. Aku kau sapa! 

Menjelang malam. kau tertidur di sofa. Timbul hasratKu menyentuh keningmu, kuatir kau terjaga. Kutunggu kau di samping, harapKu, kau bangun dan menyapaKu. Namun letihmu melebihi dayamu untuk berjumpa denganKu.

Kuantar sinar bulan ke wajahmu, hmm ... memang kau ciptaanKu yang terindah. Hingga tengah malam Kuharap tegur sapamu, tapi mimpimu lebih indah mungkin?

Ya ... ya ... Aku sedih hari ini, tapi tak apa. Aku tetap sobatmu yang setia!

Menjelang fajar, Kutunggu kau bangun, berharap kau menemuiKu dan berkata, "Selamat Pagi ..." Namun kau terlambat bangun dan terburu-buru kau pergi ke sekolah. Tak sempatkah kau menegurKu? Tak terlintaskah dalam hatimu kerinduan untuk menyapaKu? 

Hari ini kau agak lain, muram dan ketegangan terlukis di wajahmu, oh ... sobat, kau membuatKu gelisah. Aku tahu persis apa masalahmu. Tak ada hal yang sulit bagiKu, tapi mengapa tak kau temui diriKu? Kau kemanakan "buku kehidupan" yang Kuhadiahkan kepadamu?

Di kala kita berjumpa pertama kali. Aku ingin mengangkat bebanmu, tapi kau tak menyadari kehadiranKu. Ya ... Aku tak memaksakan caraKu. Sobat, begitu tebalkah 'tembok' di antara kita hingga kau tak sempat duduk dan membicarakan persoalanmu padaKu.

Kau kejar emas dan berlian, kau agungkan karirmu, kau tetap awas atas cita-citamu, kau rancang kesuksesanmu, kau turuti dunia fana, kau peras masa mudamu demi prestise dan kenikmatan, kau hiasi hidupmu dengan ambisi, pujian dan kerlap-kerlip dunia.

Oh ... sobat mau engkau bawa ke mana langkah kakimu? Tidakkah kau sadar, rancanganKu mendatangkan kebaikan bagimu?

BersamaKu kau akan terpuaskan dan bahagia, janji kasihKu tak berkesudahan, lebih dari segalanya.
Di rumah BapaKu berlimpah damai, sukacita yang melampaui akal budimu. Datang dan berserulah,
lakukanlah kehendak BapaKu dan 'hidup' tak akan lepas dari dirimu. Kembalilah.

Ingatlah akan Seseorang yang mau dan rela mati demi dirimu dan ...
Ingatlah akan Seseorang yang selalu menanti engkau dengan setia, setiap saat dan setiap waktu.

Sobatmu yang setia. 

Yesus. (Anonim)