|
Ke Daftar Isi
ASAS PENGAJARAN TENTANG PEKERJAAN-PEKERJAAN ALLAH
I. TAKDIR ALLAH
A. Keterangan tentang takdir Allah
Takdir Allah adalah maksud Allah yang kekal yang terjadi dan digenapkan dalam
zaman dan masa, #/TB Roma 8:28, Efesus 1:9-12*. Di dalam #/TB 1Timotius 1:17*
Yesus Kristus disebut Raja segala zaman (Raja Kekal). Melalui takdir Allah kita
mengerti maksud dan tujuan Allah di dalam Ia menetapkan atau mengizinkan segala
sesuatu yang telah terjadi dan yang akan terjadi dalam alam ini. Sebagaimana
tukang yang mendirikan rumah itu memiliki gambarnya, begitulah Allah dan
takdir-Nya.
B. Apa yang termasuk dalam takdir Allah
Dalam takdir Allah termasuk penciptaan alam ini beserta kelanjutannya,
pemeliharaan alam ini, pemeliharaan terhadap makhluk-Nya, dan penebusan manusia.
Mengenai penebusan manusia akan dibahas dalam pasal selanjutnya.
Tentu Tuhan Allah mempunyai maksud dan tujuan dalam penciptaan-Nya. Sebagian
daripada maksud itu kita ketahui, akan tetapi seluruh maksud Allah belum
dinyatakan kepada kita. Apakah tujuan Allah menjadikan alam ini? Tentu kita akan
menjawab: Untuk mendatangkan kemuliaan bagi diri-Nya sendiri. Untuk menyatakan
hikmat-Nya. Untuk menyatakan sifat-sifat-Nya, terutama kasih-Nya. Alam ini
dijadikan untuk manusia, sebab Allah memikirkan manusia ketika Ia menjadikan
alam ini. Manusia lebih berharga daripada segenap alam. Satu jiwa lebih indah
daripada segenap dunia ini.
C. Alkitab membuktikan takdir Allah
Dari segi pandangan yang luas kita boleh berkata bahwa segala perkara, baik
besar maupun kecil, masuk dalam takdir Allah, #/TB Yesaya 14:26,27; 46:10,11*;
#/TB Daniel 4:35; Efesus 1:11*. Marilah kita menyelidiki hal-hal yang
ditakdirkan Allah:
1. Menetapkan dan meneguhkan alam ini, #/TB Mazmur 119:89-91*.
2. Suasana kerajaan-kerajaan di bumi, #/TB Kisah 17:26*.
3. Panjangnya umur manusia, #/TB Ayub 14:5*.
4. Cara kita meninggal dunia, #/TB Yohanes 21:19*.
5. Allah telah mentakdirkan manusia bebas dalam perbuatannya. Ini berarti
manusia bebas berbuat baik atau jahat. Tuhan Allah tidak mentakdirkan manusia
berbuat jahat, akan tetapi Tuhan mengizinkan manusia berbuat jahat. Kejahatan
terjadi oleh sebab pilihan manusia yang bebas dalam kehendak dan
perbuatannya, #/TB Yesaya 44:28; Efesus 2:10; Kejadian 50:20; 1Raja 12:15*;
#/TB Lukas 22:22; Kisah 2:23; 4:27,28; Roma 9:17; 1Petrus 2:8*; #/TB Wahyu
17:17*.
6. Keselamatan orang yang percaya, #/TB 1Korintus 2:7; Efesus 1:3,10,11*.
7. Hal Kerajaan Kristus didirikan, #/TB Mazmur 2:7,8; 1Korintus 15:23*.
8. Pekerjaan Kristus dan milik-Nya diteguhkan, #/TB Filipi 2:12*; #/TB Wahyu
5:7*.
Takdir-takdir Allah tidak bertentangan dengan kebijaksanaan Allah, tidak
bertentangan dengan sifat Allah yang tidak berubah, tidak bertentangan dengan
kasih Allah, dan tidak bertentangan dengan kebebasan kehendak manusia. Suatu
alam yang tidak dikuasai oleh takdir-takdir tentu akan rusak seperti kereta api
yang berjalan cepat dengan tidak ada orang yang menjalankannya.
Kita harus ingat, bahwa takdir-takdir Allah tidak menghapuskan kebebasan
kehendak dan perbuatan manusia. Sebetulnya mengenai takdir Allah dan hubungan
takdir itu dengan kebebasan perbuatan manusia tidak dapat kita mengerti dengan
sempurna. Kita juga patut ingat bahwa takdir Allah tidak meluputkan kita
daripada tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan kita. Takdir Allah dilaksanakan
dengan maksud agar manusia taat kepada Allah dan bukan melawan-Nya. Janganlah
kita berkata bahwa kita tidak berkuasa atas perbuatan kita. Kita berkuasa untuk
memilih yang baik dan menolak yang jahat dan harus bertanggung jawab atas
perbuatan kita. Tuhan Allah tidak dapat memaksa saya menjadi orang suci kalau
saya tidak berkehendak begitu. Tuhan telah menghendaki saya menjadi seorang yang
suci akan tetapi Ia menghormati kehendak saya sendiri. Kita juga tidak boleh
beranggapan bahwa dosa berasal dari Allah karena takdir-Nya, sekali-kali tidak.
Dosa tidak berasal dari Allah. Dosa berasal dari setan yang telah mendurhaka
kepada Allah, dan malaikat-malaikat yang ikut Setan yang telah menjadi jin.
Sebenarnya ada persoalan mengenai hal ini yang tidak dapat dijawab dengan jelas
oleh manusia. Kita harus menunggu sehingga kita sampai di seberang sana, di
sorga, barulah hal itu jelas bagi kita. Orang bertanya, apakah sebabnya Allah
mengizinkan dosa? Tiap-tiap orang harus diuji, dan dosa menguji kita supaya
nyata kesucian kita kelak. Dan tidak ada kesucian kalau manusia tidak bebas
dalam kehendak dan perbuatannya. Sedang Yesus Kristus tidak dapat menjadi Mesias
kalau Ia tidak mengalahkan pencobaan di padang belantara itu. Pencobaan Yesus
Kristus ialah pencobaan yang sungguh-sungguh, dan secara kemanusiaan-Nya, Ia
dapat juga jatuh dalam dosa. Namun Ia tidak jatuh. Kalau tidak demikian, di
manakah pengharapan bagi kita yang memang dapat jatuh dalam dosa? Kalau Yesus
Kristus tidak mengalahkan pencobaan, di manakah pengharapan bagi kita? Tetapi
secara ketuhanan-Nya Yesus Kristus tidak dapat jatuh dalam dosa.
Juga kita tidak mengerti apakah sebabnya Setan yang memang suci telah jatuh
dalam dosa. Yang kita ketahui ialah iri hati telah timbul dalam hatinya sehingga
ia mendurhaka kepada Allah tetapi kita tidak tahu bagaimana terjadinya.
Memang perlu kebebasan kehendak bagi manusia supaya manusia dapat menyatakan
kesuciannya dalam hal memilih yang baik. Jangan lupa, meskipun Allah mengizinkan
dosa, Ia juga telah mengadakan tebusan dosa. Kedua hal ini seperti dua baris
yang sejajar yang tidak dapat diceraikan satu dari yang lain.
Agama Kristen bukan agama fatalis. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, istilah
"nasib" diterangkan seperti berikut: "apa yang terjadi atas seseorang yang sudah
ditentukan (oleh Tuhan). "Keuntungan kita seringkali disebabkan kita rajin
belajar, bekerja, berbuat baik, dll. Kemalangan kita seringkali disebabkan oleh
kesalahan kita, kemalasan, kebodohan, dosa, dsb.
Nasib kita lebih bergantung pada kelakuan kita daripada takdir Allah. Karena itu
fatalisme tidak benar dan tidak menurut Alkitab. Nasib kita harus dibedakan dari
takdir Allah.
Jikalau seseorang menyeberang jalan raya dengan tidak menengok ke kiri ke kanan
lebih dahulu lalu ia ditubruk mobil dan mati, janganlah beranggapan bahwa itu
ditakdirkan Allah. Hal itu terjadi oleh sebab kebodohan orang yang tidak
menengok ke kiri ke kanan lebih dahulu.
D. Nasihat sehubungan dengan takdir Allah
Ada banyak faedah berkenaan dengan takdir Allah, seperti berikut:
1. Mengajarkan kerendahan hati kepada kita.
2. Menimbulkan pengharapan dan kepercayaan yang teguh dalam hati kita sebab kita
tahu bahwa menurut takdir Allah segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi
mereka yang mengasihi Allah dan yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah,
#/TB Roma 8:28*.
3. Menjadi peringatan kepada orang berdosa yang tidak mau bertobat sebab kelak
pada akhirnya mereka akan dijatuhi hukuman.
4. Memanggil orang berdosa datang kepada-Nya untuk diperdamaikan dengan Allah
sebelum terlambat.
Meskipun pelajaran ini sering membawa kebingungan kepada orang yang baru
percaya, tetapi bagi yang di dalam kesusahan mendatangkan penghiburan. Segala
kesulitan akan lenyap di depan salib Yesus Kristus. Sebetulnya, menurut takdir
Allah kita hanya seperti abu adanya, tetapi di dalam kasih-Nya kita adalah
sesuatu yang terindah dan mulia. Kalvin menempatkan takdir Allah di atas
kasih-Nya,
tetapi sepatutnya kasih Allah harus ditempatkan di atas takdir-Nya. Segenap
takdir Allah diperintahkan oleh kasih-Nya.
II. PENCIPTAAN ALAM SEMESTA
A. Keterangan tentang penciptaan alam semesta
Tuhan Allah, Allah Tritunggal, oleh kehendak-Nya sendiri, dan untuk
kemuliaan-Nya
sendiri, telah menciptakan alam semesta tanpa menggunakan sesuatu benda, baik
yang kelihatan maupun benda yang tidak kelihatan. Kita dapat membuat sebuah meja
dari beberapa potong kayu, tetapi itu berarti bukan menciptakan meja. Tuhan
Allah telah menciptakan alam semesta tanpa memakai sesuatu benda.
B. Bukti penciptaan alam semesta
Bukti dari Alkitab mengenai penciptaan alam ini terdapat dalam #/TB Kejadian 1:1
dan #/TB Ibrani 11:3*. Perkataan "menciptakan" dipakai dalam ayat satu
#/TB Kejadian 1:1* dari hal bumi, dan dalam ayat #/TB Kejadian 1:21*
dari hal ikan, binatang melata dan unggas, dan dalam ayat #/TB Kejadian 1:26,27*
dari hal manusia. Nyata sekali bahwa ada jurang besar yang tak dapat dilalui
antara bumi dan binatang, dan antara binatang dan manusia. Binatang tidak
dijadikan dari sesuatu bahan, juga tidak dari tumbuh-tumbuhan; demikian pula
manusia tidak dijadikan dari binatang-binatang. Hal ini jelas sekali di dalam
#/TB Ibrani 11:3*. Alam semesta dan segala isinya diciptakan hanya oleh
Firman Allah yang Mahakuasa. Ia hanya berfirman saja, lalu jadilah semuanya itu.
Lihat #/TB Keluaran 34:10; Bilangan 16:30; Yesaya 4:5; 41:20; 45:7,8; 57:19;
65:17*;
#/TB Yeremia 31:22; Roma 4:17; 1Korintus 1:30; 2Korintus 4:6; Kolose 1:16,17*.
Maka ketiga Pribadi yang Esa itu memang ada sebelum alam semesta ini diciptakan,
#/TB Mazmur 90:2; Amsal 8:23; Yohanes 1:1; Kolose 1:17*; #/TB Ibrani 9:14*.
C. Siapa yang menciptakan alam semesta
Allah yang menjadikan, tetapi Ia bekerja juga melalui Anak-Nya dan Roh Kudus.
Jadi tepatnya pekerjaan penciptaan dilakukan oleh ketiga Pribadi yang Esa itu.
Oleh Bapa-#/TB Kejadian 1:1; 1Korintus 8:6; Efesus 3:9*.
Oleh Anak-#/TB Yohanes 1:3; 1Korintus 8:6; Ibrani 1:2; 11:3; Kolose 1:16*.
Oleh Roh Kudus-#/TB Kejadian 1:2; Ayub 26:13; 33:4*.
Dalam pekerjaan ini Tritunggal itu ikut mengambil bagian, dan demikian pula di
dalam tiap-tiap pekerjaan Allah.
D. Tujuan bagian dalam penciptaan
1. Malaikat-malaikat-#/TB Kolose 1:16*.
2. Semesta alam-#/TB Kejadian 1:6-8,14-19* -yaitu pada hari-hari pertama,
kedua dan keempat.
3. Tumbuh-tumbuhan-#/TB Kejadian 1:9-13* -pada hari ketiga.
4. Binatang-binatang di laut-#/TB Kejadian 1:20-23* -pada hari kelima.
5. Burung-burung-#/TB Kejadian 1:20-23* -pada hari kelima.
6. Binatang-binatang di darat-#/TB Kejadian 1:24-25,31* -pada hari
keenam.
7. Manusia-#/TB Kejadian 1:26-31* -pada hari keenam.
Kita tidak tahu sudah berapa lama manusia ada di bumi ini, tetapi kebanyakan
penafsir berpendapat bahwa manusia dijadikan kira-kira 4000 tahun sebelum
Kristus.
Tentang perkataan "hari" dalam Kejadian pasal satu (#/TB Kejadian 1:1-31*)
terdapat dua pendapat antara penafsir-penafsir: yaitu "hari" di situ berarti 24
jam seperti sekarang-dan yang kedua, "hari" berarti satu masa yang panjang.
Dr. G. Campbell Morgan (yang disebut raja penafsir) mengikuti pendapat yang
pertama, yaitu hari berarti 24 jam. Kebanyakan penafsir Kristen setuju dengan
pendapat itu. #/TB Kejadian 1:1* menerangkan keadaan sebelumnya adalah
campur baur, belum berbentuk. Ada beberapa ahli yang berpendapat bahwa pada
waktu itu ada suatu gerakan yang hebat, suatu bencana alam. Banyak orang yang
berpendapat bahwa waktu itulah Setan memberontak. Boleh jadi demikian. Berapa
lamanya keadaan yang belum berbentuk itu kita tidak tahu. Di dalam ayat dua
(#/TB Kejadian 1:2*) dikatakan Roh Allah melayang-layang diatas keadaan yang
belum berbentuk itu. Lalu Tuhan mulai dengan pekerjaan menciptakan. Penciptaan
yang berikutnya terus dilaksanakan dalam enam hari, yaitu enam hari dengan
perhitungan sehari 24 jam lamanya. Untuk meneguhkan tafsiran ini baiklah kita
mengutip dari Kitab #/TB Yesaya 45:18*, "Sebab beginilah firman Tuhan yang
menciptakan langit, -Dialah Allah-yang membentuk bumi dan menjadikannya dan
yang menegakkannya, -dan Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia
membentuknya untuk didiami." Kata "kosong" dapat diterjemahkan "tidak
berbentuk", sebab dalam bahasa Ibrani kata itu sama dengan yang terdapat dalam
#/TB Kejadian 1:1*. Kata itu dalam bahasa Ibrani berarti suatu gerakan yang
hebat, suatu bencana alam. Orang Kristen menerima kenyataan sejarah sebagaimana
yang ditulis dalam ketiga pasal pertama dari Kitab Kejadian
(#/TB Kejadian 1:1-3:24*), dan kita yakin itulah yang benar.
E. Maksud Allah dalam penciptaan
Dalam Alkitab dijelaskan empat maksud Allah dalam penciptaan alam ini:
1. Ia menciptakan untuk diri-Nya sendiri, #/TB Amsal 16:4; Roma 11:36*;
#/TB Kolose 1:16*.
2. Ia menciptakan untuk kesukaan diri-Nya sendiri, #/TB Efesus 1:5,6,9*;
#/TB Wahyu 4:11*.
3. Ia menciptakan untuk kemuliaan diri-Nya sendiri, #/TB Yesaya 43:7; 60:21;
61:3; Lukas 2:14*.
4. Ia menciptakan untuk menyatakan kuasa-Nya, budi-Nya, dan nama-Nya yang suci,
#/TB Mazmur 19:2; Efesus 3:9,10*.
Dari semua kenyataan itu kita tahu bahwa keinginan besar Tuhan Allah dalam
menciptakan alam ini adalah semata-mata untuk diri-Nya sendiri, dan untuk
kemuliaan-Nya sendiri, dan untuk menyatakan dalam makhluk-Nya, dan oleh
makhluk-Nya,
kesempurnaan diri-Nya sendiri.
[Lanjutan 00583]
Dasar yang Teguh--Asas Pengajaran Tentang Pekerjaan Allah [ Indeks 00517]
III. KELANGSUNGAN ALAM INI
Keterangan: -Kelangsungan alam ini diatur oleh kuasa Allah.
Bukti: -Kita dapat membacanya dari Alkitab, #/TB Nehemia 9:6*;
#/TB Mazmur 36:6; 145:20; Kisah 17:28; Kolose 1:17; Ibrani 1:2,3*.
Bagaimana segala sesuatu ditetapkan
Tuhan Allah memang menaruh kuasa di dalam makhluk-Nya dan ciptaan-Nya supaya
semuanya teratur dan dapat berjalan sebagaimana mestinya; akan tetapi Tuhan juga
ikut campur dan mengatur segenap alam ini dan makhluk-Nya. Jelas bahwa pekerjaan
ini juga diperbuat oleh Yesus Kristus, #/TB Ibrani 1:3*. Menurut ayat itu
boleh dikatakan bahwa kuasa yang memang ada pada makhluk Allah tidak lain
asalnya daripada kehendak Allah sendiri.
IV. PENGATURAN DAN PEMELIHARAAN ALLAH
Keterangan: -Pengaturan dan pemeliharaan Allah merupakan kuasa Allah yang
berlaku atas makhluk-Nya dan ciptaan-Nya; dengan kuasa-Nya itu, semuanya diatur
dan dipelihara sampai maksud Allah digenapkan dalam makhluk-Nya.
Bukti: -Alkitab membuktikan bahwa Allah mengatur dan memelihara segala
ciptaan-Nya.
Allah mengatur dan memelihara:
1. Alam semesta, #/TB Mazmur 103:19; Daniel 4:35; Efesus 1:11*.
2. Dunia ini, #/TB Ayub 37:5,10; Mazmur 104:14; 135:6,7*; #/TB Matius 5:45;
6:30*.
3. Bintang-bintang dll. #/TB Mazmur 104:21,28; Matius 6:26; 10:29*.
4. Bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan, dan membatasinya, #/TB Ayub 12:23;
Mazmur 22:29; 66:7; Kisah 17:26*.
5. Kelahiran manusia dan nasibnya, #/TB 1Samuel 16:1; Mazmur 139:16*;
#/TB Yesaya 45:5; Yeremia 1:5; Galatia 1:15,16*.
6. Keuntungan dan kemalangan manusia, #/TB Mazmur 75:7,8; Lukas 1:52*.
7. Perkara-perkara yang kecil sekalipun, #/TB Matius 10:30*.
8. Orang benar, sehingga terlepas dari bahaya, #/TB Mazmur 4:8; 5:12; 63:9;
Mazmur 91:3; Roma 8:28*.
9. Umat-Nya dalam hal ini Ia mencukupi keperluan mereka, #/TB Kejadian 22:8,14;
Ulangan 8:3; Filipi 4:19*.
10. Dalam hal ini Ia mengabulkan doa makhluk-Nya, #/TB Mazmur 68:11*;
#/TB Yesaya 64:4; Matius 6:8,32,33*.
11. Dalam hal Ia menyatakan kesalahan orang jahat serta menghukum mereka,
#/TB Mazmur 7:13,14; 11:6; 2Petrus 2:9; Wahyu 20:11-15*.
Pengaturan dan pemeliharaan Allah juga berlaku atas perbuatan-perbuatan manusia
yang bebas kehendaknya, #/TB Keluaran 12:36; 1Samuel 24:18*;
#/TB Mazmur 33:14,15; Amsal 16:1; 19:21; 20:24; 21:1; Yeremia 10:23*;
#/TB Filipi 2:13; Efesus 2:10; Yakobus 4:13-16*. Pengaturan dan pemeliharaan
Allah juga berlaku atas perbuatan-perbuatan jahat manusia,
#/TB 2Samuel 16:10; 24:1; Roma 11:32; 2Tesalonika 2:11,12*. Berhubungan
dengan perbuatan-perbuatan jahat manusia, maka pengaturan dan pemeliharaan Allah
ialah:
1. Kadang-kadang Ia menahan seseorang daripada dosa, #/TB Kejadian 20:6; 31:24;
Mazmur 19:14; Hosea 2:6*.
2. Kadang-kadang Ia tidak menahan seseorang daripada dosa,
#/TB 2Tawarikh 32:31; Mazmur 17:13,14; 81:13,14; Yesaya 53:4,10*;
#/TB Hosea 4:17; Kisah 14:16; Roma 1:21,28; 3:25*.
3. Kadang-kadang Ia mengatasi serta mengubah kejahatan agar mendatangkan
kebaikan, #/TB Kejadian 50:20; Mazmur 76:11*; #/TB Yesaya 10:5-7; Kisah
4:27,28*.
4. Kadang-kadang Ia membatasi kejahatan, #/TB Ayub 1:12*;
#/TB Mazmur 124:2,3; 1Korintus 10:13; 2Tesalonika 2:7; Wahyu 20:2,3*.
Ada pula pengaturan dan pemeliharaan Allah yang harus dipertanggungjawabkan oleh
makhluk-Nya. Tanggung jawab itu hanya dapat dilaksanakan oleh orang-orang yang
sungguh percaya, yaitu ketaatan, doa, iman, dan pengharapan,
#/TB Yohanes 14:13; 15:7; Markus 11:24*; #/TB Filipi 4:6,7; Yakobus 5:14-16*.
|