SUMBER KRISTEN: ARTIKEL TEOLOGIA

melayani jemaat dan hamba Tuhan

 Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

www.sumberkristen.com

 

 

CHARLES CHRISTANO: Eksistensi Gereja di Era Milenium Baru (3)

Imamat Am
Bukan suatu kebetulan apabila Petrus menulis kepada gereja-gereja di Asia Kecil (Turki pada masa sekarang): "Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu ke luar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib." ( I Petrus 2:9).

Istilah gereja diambil dari istilah "dipanggil keluar" (dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib). Semua orang yang telah mendengar panggilan Tuhan dan memberikan respon yang positif tadi, walaupun masing-masing dipanggil secara perseorangan toh mereka telah dipersatukan untuk menjadi umat kepunyaan Allah sendiri, bukan milik siapa pun (yang memimpinnya). Disadari sepenuhnya atau tidak, setiap persekutuan orang yang sudah mengaku dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhannya, yang terhimpun dalam kelompok atau denominasi mana pun juga, telah diikat menjadi milik Allah sendiri! Kebenaran ini sungguh sangat penting untuk mengurangi sikap fanatistik denominasi.

Itulah sebabnya Paulus juga ingin agar jemaat di Korintus (yang terancam disintegrasi karena terjebak dalam kultus individu) menyatakan: "Karena itu janganlah ada orang yang memegahkan dirinya atas manusia, sebab segala sesuatu adalah milikmu: baik Paulus, Apolos, maupun Kefas (Petrus)…Semuanya kamu punya. Tetapi kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah." ( I Korintus 3:21-22). 

Sungguh amat disayangkan bahwa karena kurangnya pemahaman yang utuh walau mendasar tadi, sampai hari ini, hanya karena pesona dan pengaruh yang amat kuat dari orang-orang tertentu (yang berkharisma), maka kultus individu telah ikut menyumbangkan pengkotak-kotakan, keretakan bahkan perpecahan di antara berbagai denominasi gereja. 

Tidak sedikit warga jemaat yang terpukau oleh orang-orang tertentu tadi menjadi begitu fanatik dan bangga sehingga mereka getol bersaksi sebagai "pengikut si A atau si B atau si C" dan seterusnya. Kalau hal semacam itu terjadi dan dibiarkan saja terus terjadi, maka gereja kita bukan saja terancam berbagai potensi perpecahan’ Di samping itu, yang jelas gereja-gereja kita juga menjadi miskin! Padahal, semuanya, baik si A, maupun si B, atau pun si C, yah, mereka semua, adalah milik kita, dan mereka juga milik Kristus!

Kembali kepada Petrus. Dia juga menyatakan bahwa semua orang yang terpanggil dan sudah dihimpun menjadi umat kepunyaan Allah sendiri adalah imamat rajani atau imamat am (para imam yang memiliki Kristus dan sekaligus melayani Kristus sebagai Raja mereka).

Sesungguhnya Petrus bukannya orang yang pertama kali mengajarkan kebenaran imamat am tadi. Sebagai orang Yahudi yang mengenal Kitab Sucinya (Perjanjian Lama), dan sebagai seorang rasul yang diajar dan diingatkan oleh Roh Kudus (cf.Yohanes 14:26; 16:12,13) dia mengingat apa yang ter-dapat dalam Keluaran 19:5,6! "Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus…"

Penyataan-penyataan yang tadinya seakan-akan tercerai-berai, mudah-mudahan akan menjadi makin jelas bagi kita sekarang. Paulus menulis kepada jemaat di Efesus: "Sebab itu aku menasihatkan kamu, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. 

Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh; sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan (bukan satu cara baptisan!)… Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus…"Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia."… Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,…" (Efesus 4:1-12).

Kalau Petrus menyatakan bahwa semua umat Allah adalah para imam, yang saling melayani dan saling membantu dengan melayani Kristus, sang Raja, maka Paulus menyatakan bahwa "Semua orang kudus (jemaat Allah) harus juga saling melayani dan membantu untuk membangun tubuh Kristus! Dan Paulus jugalah yang menyatakan bahwa gereja Tuhan adalah "tubuh Kristus" (I Korintus 12:12-31, khususnya ayat 27).

Di sinilah kita akan segera melihat bahwa walaupun dasar setiap gereja yang injili haruslah pengakuan iman "Yesus adalah Mesias (Kristus), Anak Allah yang hidup", tetapi gereja injili harus terus bertumbuh dan berkembang. Dan yang (terus) ikut berperan serta dalam upaya melanjutkan pertumbuhan, perkembangan dan pembangunan tubuh Kristus (gereja) adalah semua warga jemaat-Nya, para imam!

Paulus begitu berhati-hati dalam proses pembangunan selanjutnya sehingga dia menulis: "Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya (di atas dasar tadi!).Tetapi tiap-tiap orang (siapa pun dia dan dari denominasi apapun) harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya (di atas satu-satunya dasar yang sudah terletak tadi!). "Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak…" ( I Korintus 3:10,12,13).

Sudah disebutkan di atas bahwa pemilihan "materi unggulan untuk meneruskan pembangunan tubuh Kristus di dunia ini" haruslah sesuai dengan apa-apa yang sudah disampaikan dan diajarkan oleh para nabi dan para rasul! Pada waktu kita mengesampingkan petunjuk tadi, gereja akan terancam pada bahaya penyesatan dan penyelewengan. Begitu rentannya gereja - bahkan ketika masih pada zaman para rasul – pada ajaran-ajaran lain, yang menyesatkan, maka dalam banyak surat, teristimewa surat pastoral, gereja-gereja dan para tua-tua dipesan wanti-wanti agar waspada (Kisah 20:27-31; Galatia 1:6-10; I Timotius 1:3-7; 4:1, 2,6,7,13,16; 6: 2b-5).