SUMBER KRISTEN: ARTIKEL TEOLOGIAmelayani jemaat dan hamba Tuhan
|
|
|
|
CHARLES CHRISTANO: APAKAH
MISKIN ITU DOSA? (2) Dua Sisi Mata Uang Kita barangkali pernah mendengar istilah "dua muka dari satu lembar (mata) uang." Adalah kesalahan fatal apabila kita menganggap uang kita hanya memiliki satu muka saja. Masalahnya menjadi lebih kompleks apabila kita perhatikan bahwa satuan (denominasi) uang kita bahkan lebih dari hanya satu macam. Kita tahu bahwa uang yang beredar dan sah berlaku, baik pecahan: Ribuan, Lima Ribuan, Sepuluh Ribuan, tidak hanya satu macam. Kalau setiap pecahan memiliki dua sisi, maka "apa yang benar dan sah" menjadi makin banyak! Kembali kepada ketiga tokoh Perjanjian Lama: Abraham, Ayub, dan Yusuf. Memang mereka kaya raya dan terhormat. Tetapi kehidupan mereka tidak selalu mulus! Kalau kemulusan, kebahagiaan, dan kekayaan selalu dikaitkan dengan iman yang kuat dan hidup yang benar, betapa kelirunya kita. (Di dunia ini kita tahu bahwa ada banyak orang yang tidak benar tetapi hidupnya berkelimpahan dengan harta kekayaan!). Abraham pernah mengalami kesukaran ketika paceklik merajalela sehingga dia harus membawa Sarah mengungsi ke Mesir maupun ke Gerar. Yusuf masuk ke penjara bukan karena mencuri atau membunuh, tetapi sebaliknya justru karena ia mau hidup benar! Kesalahan teman-teman Ayub yang paling mendasar adalah justru karena mereka sok serampangan menyimpulkan bahwa penderitaan Ayub dan kemiskinannya disebabkan karena Ayub telah melakukan dosa dan sebagainya. Kita harus waspada agar jangan seorang pun di antara kita membuat "dogma" maupun "doktrin" yang mengajarkan bahwa kekayaan karena hidup benar, sebaliknya kemiskinan karena akibat dosa! Janganlah seorang pun di antara kita secara sembrono menyimpulkan bahwa kita benar karena kita tahu dan mengalami "kebenaran" yang hanya sepihak saja! Miskin Karena Dosa? Jawabnya bisa ya dan bisa juga tidak! Tergantung berbagai faktor! Kemiskinan memang dapat diakibatkan karena dosa! Misalnya saja: Karena akibat dosalah orang menjadi makin egoistis dan tidak berlaku adil! Ada orang kaya (memangnya sudah kaya karena warisan orangtua), karena memiliki berbagai kemudahan: modal, sarana, kedudukan, koneksi, dan peluang maka ia relatif menjadi lebih mudah untuk mendapatkan kesempatan. Orang-orang semacam ini sering kali kurang peduli terhadap orang lain. Yang diutamakan adalah terus menjadi lebih kaya, lebih berhasil, dan lebih sukses. Sebagai salah satu akibatnya, dan bahkan dihancurkan. Coba renungkan Amos 4:1, 5:11, 8:4-6, cf. Ibrani 10:34, Yakobus 2:6! Baca juga Yakobus 5:4! Contoh yang cukup klasik adalah Raja Ahab yang didukung oleh kelicikan istrinya Izebel (bahkan memakai dalih agama!) merebut kebun anggur Nabot (1 Raja-raja 21). Ada juga orang yang "bertangan dingin." Apa pun yang diusahakan berhasil! Herannya, bukannya dia berterima kasih kepada Tuhan yang membuat dia berhasil, sebaliknya karena sistem ekonomi yang mendukungnya (misalnya kapitalistis), rejeki orang lain dimakan juga. Jenis orang ini mengerjakan segala sesuatu: dari jual makanan basah sampai sederetan toko serba ada! Apa pun yang dikerjakan, pokoknya "halal!" Kita menyaksikan beberapa praktik para konglomerat yang kerjanya halal tetapi membuat proses pemiskinan! Kata sementara orang, konglomerat itu "kongkon wong cilik" (tambah) mlarat! Sebaliknya, miskin tidak selalu dan bukan karena dosa. Antara lain: ada juga sistem atau isme yang dapat membuat sebagian besar (bahkan nyaris semua rakyat) menjadi miskin. Kita pernah mendengar tentang negara-negara komunis. Semuanya hancur! Kalau masih ada yang tetap bertahan, kondisinya sedang sekarat, misalnya Kuba (sampai-sampai mengekspor pengungsi puluhan ribu!). Ada juga contoh lain; walaupun sistem komunisme tidak diberlakukan, bahkan pasar bebas sudah dikembangkan, apabila praktik monopoli tidak diberantas, di tengah-tengah berbagai macam kemajuan, pasti akan terjadi proses pemiskinan. Jurang antara kaya dan miskin akan kian menganga! Di negara kita sering kali banyak terjadi kejutan. Bagaimana mungkin di masa TMP (Tight Money Policy/Kebijakan Pengetatan Kredit) bisa terjadi berbagai kasus kebobolan milyaran rupiah? Anehnya pada beberapa Bank Pemerintah lagi! Kolusi dengan para penguasa memang menghadirkan OKB (orang kaya baru), tetapi mencelakakan rakyat banyak yang walaupun jujur tetapi tidak akan mendapat kesempatan! Yang terakhir ini walau tidak "berdosa" tidak akan berhasil! Malah, salah-salah, sawahnya yang sudah kecil hanya dibeli dengan harga Rp15,00 per meter persegi untuk disulap menjadi lapangan golf yang aduhai! Jangan lupa ada juga orang yang menjadi miskin karena bencana, khususnya bencana alam yang dahsyat. Tadinya walaupun tidak terlalu kaya toh masih mampu untuk menghidupi keluarga, bahkan masih dapat menabung sedikit-sedikit. Tetapi bencana Tsunami menggilas segala-galanya. Rumah, harta benda, alat-alat untuk mencari nafkah musnah semua, bahkan kematian pun merenggut pencari nafkahnya. Ada juga malah yang karena letak geografinya sangat kurang beruntung. Bangladesh menjadi pelanggan angin topan yang menghancurkan hasil jerih lelah penduduk! Juga beberapa daerah di gurun Sahara. (Bandingkan dengan Kejadian 41-43). Ada juga kemiskinan yang karena kemalasan! Alkitab banyak berbicara tentang penyakit yang satu ini! Bahkan para pemalas diminta agar belajar dari semut! Bacalah Amsal 6:6-1; 26:13-16; 30:25; bandingkan dengan Matius 25:25-30! Ada juga disebabkan karena hidup yang boros dan berfoya-foya. Nggak usah bekerja berat tetapi menikmati hidup mewah! Siapa pun tahu bahwa kalau pengeluaran lebih banyak dari pemasukan, pasti tidak akan pernah maju malah bangkrut! (Lukas 15:13,14). Orang Beriman Pun Tergoda Di tengah deraasnya arus materialisme, di mana tidak sedikit orang yang beriman juga ikut tergoda, kita perlu diingatkan oleh beberapa ayat di bawah ini: "Memang agama (beriman dengan benar) memberikan keuntungan yang besar, kalau orang puas dengan apa yang dipunyainya …. Jadi, kalau ada makanan dan pakaian, itu sudah cukup. Tetapi orang yang mau menjadi kaya, tergoda, dan terjerat oleh bermacam-macam keinginan yang bodoh dan yang merusak. Keinginan-keinginan itu membuat orang menjadi hancur dan celaka. Sebab dari cinta akan uang, timbul segala macam kejahatan. Ada sebagian orang yang mengejar uang sehingga sudah tidak menuruti lagi ajaran Kristen, lalu mereka tertimpa banyak penderitaan yang menghancurkan hati mereka" (1 Timotius 6:6-10). "Kepada orang-orang yang kaya di dunia ini, hendaklah engkau minta supaya mereka jangan sombong dan jangan berharap kepada barang-barang yang tidak tetap seperti halnya kekayaan. Mereka harus berharap kepada Allah yang memberikan segala sesuatu kepada kita dengan berlimpah supaya kita menikmatinya. Mintalah kepada mereka untuk menunjukkan kebaikan, untuk banyak melakukan hal-hal yang baik, murah hati, dan suka memberi. Dengan demikian mereka mengumpulkan harta yang menjadi modal yang baik untuk masa yang akan datang (1 Timotius 6:17-19). "Janganlah mengumpulkan harta untuk dirimu di dunia, di mana rayap dan karat dapat merusaknya dan pencuri dapat mencurinya. Sebaliknya, kumpulkanlah harta di surga, di mana rayap dan karat tidak merusaknya, dan pencuri tidak datang mencurinya. Karena di mana hartamu, di situ juga hatimu!" (Matius 6:19-21). "Hati-hatilah dan waspadalah, jangan sampai kalian serakah. Sebab hidup manusia tidak tergantung dari kekayaannya, walaupun hartanya berlimpah-limpah" (Lukas 12:15). *) Penulis adalah gembala sidang gereja Kristen Muria Indonesia, Kudus, yang dikenal sebagai pembicara seminar yang andal. |